Pengikut

Follow Us @soratemplates

Kamis, 23 November 2017

Bisa buat bacaan guysss...

00.11 0 Comments










Pembelajaran dari UNESCO

MANAJEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

BAB I

Gagasan belajar seumur hidup telah dibingkai dan dipromosikan oleh UNESCO sejak tahun 1970, dan pada perkembangannya pembelajaran memang harus berlangsung seumur hidup. Menyadari akan pentingnya dan saling ketergantungan dari semua tingkatan pendidikan baik formal, non formal maupun informal. UNESCO memperkenalkan pendekatan holistik untuk pendidikan guna mendorong pengembangan seimbang sistem pendidikan sebagai kebutuhan belajar. Gagasan belajar seumur hidup dalam perspektif UNESCO diharap dapat menumbuhkan nilai-nilai perdamaian, demokrasi, toleransi, pemahaman antar budaya, kesetaraan gender, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Untuk dapat berhasil menanamkan sistem belajar seumur hidup dalam kebijakan dan prakteknya dan memberikan intensif kepada peserta didik diperlukan pendekatan yang terkoordinasi dengan pengakuan hasil belajar. Untuk mendukung program ini perlu kerjasama dari semua pihakseperti pemerintah, pengusaha, pekerja dan masyarakat sipil. Adapun arah strategi untuk dapat merealisasikan terwujudnya gagasan belajar seumur hidup adalah :
Mendukung Semua Sektor Perencanaan, Kebijakan dan Reformasi
Perumusan kebijakan dan rencana yang efektif wajib adalah kunci utama untuk tercapainya tujuan pendidikan dan kontribusi yang efektif untuk pembelajaran seumur hidup. Program UNESCO pada kebijakan dan perencanaan ini akan terfokus dalam tiga bidang berikut :
Analisis kebijakan dan review, sektor perencanaan dan kebijakan pendidikan, dan perencanaan dalam konteks darurat. Disebagian negara-negara yang sedang mengalami konflik tantangan kebijakan yang berkaitan dengan kualitas pengajaran, hasil belajar, putus sekolah, kesetaraan gender, kesenjangan sosial. Di sini peran UNESCO untuk memberikan kontribusi guna membangun kembali sistem pendidikan di negara yang terkena konflik bersenjata maupun yang terkena bencana alam. Salah satu perannya adalah dengan penyediaan pendidikan yang baik selama konflik dan memberikan kesempatan belajar bagi 500.000 anak-anak pengungsi di Timur Tengah.
Mempromosikan Melek Aksara
Keterampilan keaksaraan dasar, yang terdiri dari membaca, menulis dan berhitung adalah keterampilan dasar yang memungkinkan orang untuk dapat memperoleh informasi. UNESCO telah mengidentifikasikan empat faktor utama yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan meningkatkan keterampilan keaksaraan dengan baik.
Pertama UNESCO akan memperkuat advokasi berbasis bukti untuk membuat pemerintah berinvestasi di bidang keaksaraan dan mempromosikan penelitian untuk menganalisis aspek literasi dan dampaknya terhadap pendidikan dan agenda pembangunan lain.
Kedua UNESCO akan mempromosikan partisipassi masyarakat dan peserta didik di semua aspek penyedia keaksaraan, memproduksi bahan aksara yang berkualitas baik, penyeimbang lingkungan keaksaraan yang yang kaya, dan mengembangkan indikator untuk melek aksara.
Ketiga UNESCO dakan bermitra dengan lembaga-lembaga lain untuk memperkuat jalur non-formal untuk pendidikan umum yang berkualitas baik. Dan yanag keempat UNESCO akan berusaha untuk membangun dukungan bagi upaya internasional yang lebih kuat yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat melek aksara.
Mengembangkan Kemampuan untuk Dunia Kerja
Salah satunya adalah dengan pendidikan teknis dan kejuruan dan dengan pelatihan (TVET). TVET adalah jawaban tantangan pembangunan sosial dan ekonomi, namun dalam perkembangannya ada yang perlu diubah dalam pengembangan TVET. Pertama UNESCO akan memperkuat penyediaan saran kebijakan hulu dan kapasitas untuk desain dan implementasi kebijakan TVET sehingga dapat efektif. Kedua untuk memaksimalkan relevansi kebijakn TVET, UNESCO akan membantu dalam pemetaan dan program pengembangan keterampilan. Untuk itu UNESCO bermitra dengan organisasi-organisasi internasional lain seperti ILO, CECD, Bank Dunia dan Yayasan Pelatihan Eropa. Ketiga UNESCO akan memperkuat kemitraan internasional untuk memperluas jaringan TVET baik regional dan global.
Mendukung Pemerataan Akses Ke Pendidikan Tinggi
Di banyak negara berkembang kemajuan menuju PUS meningkat pada pendidikan tinggi. Pendaftaran global dalam pendidikan tinggi adalah 97 juta pada tahun 2000, 178 juta pada tahun 2010 (UIS,2009) dan diproyeksikan akan mencapai 263 juta pada tahun 2025 (Daniel, 2009, mengutip British Council & IDP Australia proyeksi). Ada 3 fokus utama dalam pemerataan akses kependidikan tinggi yaitu : internasionalisasi pendidikna tinggi, jarak dan membuka pendidikan tinggi, tata kelola sistem pendidikan tinggi termasuk jaminan kualitas dan pengakuan kualifikasi.
Perkembangan ICT dan perluasan akses broadband telah membuka jalan baru untuk pembelajaran terbuka dan e-learning. Memperhatikan perkembangan ini, UNESCO akan mendokumentasikan inovasi di bidang jarak dan terbukanya pembelajaran termasuk penggunaan OER dan menganalisis implikasinya, khususnya untuk menanggapi lingkungan yang cepat berubah pemerintah perlu melakukan reformasi mendalam diantaranya pemberitahuan mekanisme sistematis, transparan dan efisiensi kontrol kualitas pendidikan. Sehingga diharap dapat menghadapi tantangan abad ke-21.
Mengatasi Masalah Guru dan Meningkatkan Kualitas Pengajaran
Guru dan kebijakan nasional yang membentuk profesi guru sangat penting untuk penyediaan pendidikan yang berkualitas baik. Guru adalah fasilitator kunci dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan kualitas guru yang baik agar dapat tercipta hasil pembelajaran yang baik pula. UNESCO baru-baru ini mengembangkan strategi guru dengan 3 prioritas :
Untuk mengatasi tantangan kekurangan guru dan memperkuat kapasitas kelembagaan nasional untuk meningkatkan pasokan guru yang berkualits di tingkat negara. Hal ini membutuhkan fokus pada lembaga pelatihan guru serta pengembangan kapasitas nasional untuk perumusan kebijakan guru, pelaksana dan evaluasi.
Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualias pengajaran untuk lebih mengatasi masalah kualitas dengan cara memperkuat kepemimpinan sekolah dan pengawasan.
Menginformasikan perdebatan global tentang mengajar dengan bukti komparatif.
Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil
Ketersediaan kesempatan pendidikan saja tidak cukup untuk memastikan bahwa peserta didik menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diinginkan. UNESCO (2012) memperkirakan bahwa 250 juta anak tidak bisa membaca, menulis dan menghitung dengan baik, bahkan setelah empat tahun belajar di sekolah, dari sini di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran tidak memberi manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu untuk meningkatkan proses belajar dan hasil belajar dapat dilakukan dengan memperkuat kerja tiga bidang yang saling terkait  yaitu kurikulum, pedagogik dan penilaian hasil belajar. Hal pertama yang dilakukan agar tujuan tercapai adalah UNESCO akan mempromosikan pendekatan proses yang menyebabkan peningkatan individu belajar potensi dan kemampuan penuh dan yang memastikan bahwa peserta didik yang berbeda kebutuhan, kemampuan belajar. Menerapkan pendekatan inklusif untuk belajar melibatkan pola pikir kritis, budaya, praktik dan proses belajar mengajar. Kedua UNESCO akan mendukung pengembangan kurikulum yang komprehensif dan inklusif yang membahas tujuan pembelajaran. Sementara inti dari pengetahuan dan keterampilan penting akan menginformasikan kerangka kurikulum. Kurikulum harus dirancang untuk memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan penting dan hasil belajar yang diharapkan, dan membimbing guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran. Ketiga UNESCO akan memperpanjang penyediaan saran kebijakan dan bantuan teknis kepada negara-negara untuk mendorong pendekatan holistik untuk penilaian hasil belajar. Dalam hal ini akan melibatkan pengembangan dan konsolidasi berbagai kompetisi dari keterampilan pembelajaran seumur hidup.
Memperluas Kesempatan Belajar dan Kualitas Pendidikan Melalui ICT
Konektivitas telah menjadi semakin penting untuk semua aspek kehidupan bermasyarakat dan individu, dengan teknologi mobile memainkan peran yang penting. Sebelumnya sekolah adalah satu-satunya tempat siswa untuk mendapatkan akses ICT, namun sekarang akses internet sudah dapat diakses di rumah-rumah, hal ini memungkinkan semakin mudahnya semua orang untuk mengakses ICT. UNESCO berkomitmen untuk mengadopsi ICT dalam solusi pendidikan yang akan memfasilitasi penyebarluasan pengetahuan, pembelajaran yang lebih efektif dan pengembangan layanan pendidikan yang lebih efisien, serta rekonseptualisasi dari proses belajar mengajar. Untuk mendukung penggunaan efektifitas dari ICT dalam pendidikan, UNESCO akan memberikan prioritas dalam empat bidang.
Pertama, UNESCO akan mendukung negara anggota dalam menyiapkan strategi pembelajaran berbasis ICT untuk meningkatkan hasil belajar dan membantu mencapai target agenda pasca-2015. Untuk tujuan ini UNESCO akan terus berperan aktif dalam perdebatan global dan penelitian tentang kecendurungan yang muncul dalam pembelajaran berbasis TIK. Kedua UNESCO akan terus mengembangkan kerangka normatif tentang ICT dalam pendidikan dan memperkuat kapasitas nasional dan kelembagaan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan terkait
Ketiga, UNESCO akan memperkuat aliansi mobile learning untuk pengembangan dan penyebaran solusi mobile learning terhadap pencapaian tujuan strategis, termasuk memperluas keaksaraan (khususnya bagi perempuan dan anak-anak), mendukung pengembangan guru, meningkatkan pengembangan keterampilan pribadi dan meningkatkan manajemen pendidikan. Keempat, UNESCO akan meningkatkan advokasi dari OER seluruh dunia dan membantu mengembangkan lingkungan kebijakan yang mendukung. Sehingga berakibat, semakin banyak kebijakan nasional dan kelembagaan mendukung adopsi OER untuk mengubah akses dan pengolahan bahan pembelajaran.😶♤

BAB II
STRATEGI TUJUAN 2
Dalam delapan tahun mendatang, UNESCO akan meningkatkan tindakan untuk mendukung negara-negara anggota dalam mengembangkan sistem pendidikan yang efektif yang membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, sikap dan perilaku yang diperlukan untuk menempa masyarakat yang lebih damai, inklusif, adil dan berkelanjutan. Pendidikan merupakan hal yang fundamental, namun sistem pendidikan sering memberikan prioritas kurang dengan berfokus lebih pada aspek kognitif pembelajaran. UNESCO, dengan mandat lintas sektoral yang menggabungkan pendidikan, ilmu sosial budaya dan komunikasi, secara unik ditempatkan untuk mempromosikan “belajar untuk hidup bersama” sebagai pilar utama dari setiap sistem pendidikan. Aksinya dalam hal ini akan berfokus pada tiga bidang tematik
Memperkuat Pendidikan Kewarganegaraan Global (GCE)
Ada minat yang tumbuh dalam pendidikan kewarganegaraan global (GCE) sebagai paradigma framing yang merangkum bagaimana pendidikan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap peserta didik. GEC dibangun berdasarkan praktek yang ada dengan mengambil agenda langkah lebih lanjut, meliputi semua elemen dan menekankan bagaimana mereka interkoneksi. Selama periode strategi ini, peran UNESCO pada GCE akan ditingkatkan secara signifikan dengan tujuan untuk meningkatkan integrasi GEC dalam kebijakan pendidikan, program, praktek mengajar, materi pembelajaran dalam lingkungan belajar. Fokus UNESCO untuk memperkenalkan dan mengimplementasi GEC berfokus pada tiga bidang
Pertama, UNESCO akan mempromosikan dialog kebijakan tentang GEC dengan diskusi dalam agenda pendidikan. Kedua, UNESCO akan meningkatkan dukungannya terhadap negara anggota GEC utama dalam sistem pendidikan melalui bimbingan teknis dan dukungan. Misalnya, mendefinisikan konsep GEC, mengembangkan isi pembelajaran GEC, mendukung promosi ilmu pendidikan yang transformatif, partisipatif, dan berpusat pada peserta didik yang mendorong pengembangan keterampilan inti, seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan mendukung pengembangan profesional guru dan pendidik.
Ketiga, UNESCO akan mempromosikan GEC melalui media cetak dan media elektronik, mendukung pembentukan jaringan dan komunikasi praktek diseluruh wilayah, dan mengembangkan kemitraan inovatif untuk berbagi pengalaman dan sumber daya pada GEC. Dalam konteks ini UNESCO akan terus mendukung pengembangan pengetahuan, keterampilan, nilai sikap, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.
Memperkuat Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD)
Tujuan memperkuat pendidikan adalah untuk memberikan kesempatan setiap orang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Pembangunan pendidikan berkelanjutan memerlukan integrasi ke dalam isu-isu kritis kurikulum seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, pengurangan resiko bencana alam. 
Meningkatkan penyediaan saran kebijakan dan bantuan teknis untuk negara-negara anggota untuk mengintegrasi ESD ke dalam kebijakan pendidikan, rencana dan kurikulum, termasuk menyediakan ulasan kebijakan yang ditergetkan, membangun kapasitas, mengumpulkan dan menyebarluaskan praktik yang baik.
Mempromosikan Kesehatan Melalui Pendidikan 
Salah satu kegiatannya adalah memperkuat dukungan untuk negara-negara anggota untuk memberikan pendidikan kesehatan ( termasuk tentang bahaya HIV dan pendidikan seksual ) yang memberikan kontribusi untuk gaya hidup sehat dan kesetaraan gender melalui lingkungan belajar yang aman dan adil serta kualitas pendidikan yang baik. 



BAB III

Kerjasama internasional adalah mekanisme kunci untuk mendukung pendidikan, terutama di negara-negara berkembang. Selama 20 tahun terakhir, banyak mekanisme baru telah muncul seperti donor dari negara berkembang. Untuk mengembangkan pendidikan di masa depan UNESCO akan melakukan debat-debat tentang isu-isu penting dan tantangan tentang pendidikan. Adapun kegiatan UNESCO tentang kontribusi terhadap tujuan strategis ini dapat dikelompokkan menjadi tiga area tematik seperti peenjelasan berikut
Memikirkan Pendidikan untuk Masa Depan
Menganalisis tren pembangunan yang berkembang dan memahami implikasi potensial mereka untuk pendidikan merupakan langkah pertama dalam memikirkan kembali pendidikan untuk masa depan. Salah satu fungsi utama UNESCO adalah melayani sebagai forum ide internasional, membimbing perdebatan global pada pendidikan internasional. Dua laporan UNESCO secara luas diakui sebagai referensi utama bagi kebijakan dan prektek pendidikan di seluruh dunia yang kemudia dikenal sebagai Laporan Faure, dan learning The Treasure Within (1996). UNESCO memprakarsai pemeriksaan ualang dari kedua laporan untuk menentukan bagaimana visi mereka tetap relevan dan apa yang mungkin perlu disempurnakan, disesuaikan dan dikembangkan lebih lanjut.
Pemantauan Perkembangan Pendidikan Global Melalui Instrumen Normatif
UNESCO akan terus memainkan peran sentral dalam memonitoring global kemajuan dalam pendidikan melalui pengumpulan data, analisis dan diseminasi.Pemantauan pendidikan global melalui karya institut UNESCO. Setelah tahun 2015, UNESCO akan terus menarik pada kapasitasnya dalam statistik pendidikan untuk memantau kemajuan dalam mewujudkan hak atas pendidikan.UNESCO akan memberikan fokus yang lebih besar untuk pemantauan kepatuhan dengan instrumen normatif internasional, dengan cara memberikan dukungan kepada negara anggota berupa dukungan teknis dalam meninjau dan memperbaharui kerangka hukum untuk mencerminkan hak atas pendidikan yang berkualitas baik. Kerjasama yang erat antara UNESCO dengan badan perjanjian PBB dan mekanisme PBB lainnya juga akan memungkinkan organisasi untuk memberikan keunggulan untuk hak atas pendidikan.



Membangun Kemitraan yang Efektif untuk Pendidikan
Sejauh mana tantangan pendidikan dapat berhasil diatasi akan tergantung pada kerjasama yang lebih efektif antara pemangku kepentingan di tingkat nasional, regional dan global dan penggunaan sumber daya yang lebih efektif di sektor ini. UNESCO, sebagai lembaga koordinasi gerakan EFA dan instansi teknis terkemuka PBB di bidang pendidikan adalah dalam posisi yang unik untuk membawa semua mitra bersama-sama dan menyediakan platform untuk menciptakan dinamika baru dalam kerjasama pendidikan, khususnya di era pasca-2015. Sejalan dengan fenomena internasional yangbaru, UNESCO akan menggunkan suara dan mengadakan kekuatannya untuk mendorong dan mempromosikan modalitas baru kerjasama internasional dan mekanisme sub-regional seperti kerjasama Selatan-Selatan maupun kerjasama Utara-Selatan-Selatan dan kemitraan publik-swasta. Memfasilitasi upaya-upaya kolektif untuk pengembanagn pendidikan global melalui berbagai platform tradisional dan baru seperti BRICS akan menjadi prioritas untuk UNESCO. Kerjasama tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses seumur hidup untuk pendidik, dan kualitas kesetaraan dalam pendidikan, dengan mendukung pendekatan baru dan inovasi, untuk berbagi informasi dan pengetahuan, untuk mempermudah pekerjaan analisis dan kebijakan, untuk memobilisasi komitmen politik dan keuangan dan untuk memastikan target, dukungan yang efektif dan efisien untuk kelompok yang kurang beruntung dan negara-negara berpenghasilan rendah.





BAB IV

Bagian terakhir ini menguraikan tentang sifat dari strategi pendidikan dan tonggak utama berikutnya yang akan memungkinkan UNESCO untuk menilai kebutuhan untuk memperbaiki itu. Seperti yang telah dijelaskan dalam bab 2, agenda pembangunan global masa depan dan peran bahwa pendidikan akan diberikan di dalamnya adalah subyek negosiasi antar pemerintah yang kompleks. UNESCO membuat kontribusi penting untuk proses dengan menginformasikan perdebatan pendidikan melalui data berbasis bukti dan rekomendasi sehingga memudahkan negara anggota dalam pengambilan keputusan. Implementasi pencapaian tujuan strategi akan diluncurklan melalui dua tahap implementasi utama, masing-masing tahap memberi peningkatan penekanan pada aspek-aspek yang berbeda sesuai dengan prioritas daerah.
Implementasi tahun pertama (2014-2017) dari pelaksanaanya akan bertujuan untuk mencapai 13 hasil yang diharapkan melalui anggaran dua tahunan (2014-2015 dan 2016-2017). Untuk setiap periode anggaran, pelaksanaan dan kemajuan menuju pencapaian hasil akan dipantau sesuai dengan tonggak ditetapkan dan indikator kinerja sebagai bagian dari organisasi monitoring dan evaluasi proses. Mengingat implementasinya bergulir empat tahun, transisi dari satu dua tahunan kedepan akan disertai dengan review pelaksanaan dan hasil pencapaian, penilaian pelajaran dan sisanya tantangan, serta tindakan korektif termasuk penyesuaian anggaran. 
Tahap implementasi kedua (2018-2021) akan sangat tergantung pada keputusan dari masyarakat internasional mengenai agenda pendidikan pasca-2015 dan relevansi universal. Selama fase ini UNESCO akan berupaya untuk memperkuat relevansinya dengan semua negara anggota, terlepas dari pembangunan ekonoi, dengan memberikan peningkatan penekanan pada universitalitas program pendidikan dalam hal jangkauan (negara) dan konten (pendekatan holistik), serta untuk inovasi dalam pendidikan dan kemampuan untuk merespon melalui pendidikan tantangan kontemporer dan masa depan. UNESCO telah mengembangkan jumlah mengesankan jaringan yang memobilisasi sebagai bagian dari strategi pelaksanaannya. Contohnya termasuk program kursi UNITWIN/UNESCO, yangmempromosikan pembentukan kursi UNESCO dan kerjasama internasional antar universitas di bidang-bidang prioritas kunci yang terkait dengan bidang kompetensi. Program ini beroperasi di beberapa 124 negara dan melibatkan lebih dari 650 lembaga. Demikian pula,aspnet di lebih dari 60 tahun keberadaannya, telah menghasilkan jaringan global 9900 lembaga pendidikan di 181 negara yang berfungsi sebagai laboraturium untuk ide-ide tentang pendekatan inovatif untuk pendidikan berkualitas dan agen penting bagi perubahan positif.
Sektor pendidikan memiliki tiga biro pendidikan, yang memainkan peran koordinasi yang penting dalam hal ini di Bangkok ( Thailand ) untuk wilayah Asia-Pasifik, Santiago (Chili) untuk wilayah Amerika Latin dan Karibia, dan Beirut (Lebanon) untuk negara-negara Arab. Di Sub-Sahara Afrika, UNESCo baru melakukan reformasi jaringan lapangan, yang memberikan kesempatan untuk lebih memperkuat kapasitas pengiriman dan memastikan massa kritis keahlian di sejumlah kantor regional multi-sektoral. Semua staf internasional di Afrika akan dipusatkan di lima kantor regional multi-sektoral di sub-Sahara Afrika : Dakar (Senegal), Nairobi (Kenya), Abuja (Nigeria), Yaoude (Kamerun) dan Harare (Zimbabwe)
UNESCO telah melakukan upaya penting, melibatkan semua pemangku kepentiningan, untuk memperkuat mekanisme koordinasi global untuk EFA. Dlam hal ini, komite pengarah EFA telah memainkan peran yang semakin penting dalam pengembangan agenda pendidikan pasca-2015. Sebuah strategi kunci untuk UNESCO di tahun-tahun mendatang akan terus memperkuat koordinasi global agenda pendidikan untuk memastikan sinergi yang baik antara mitra utama. UNESCO akan berusaha untuk memastikan keunggulan komparatif, si daerah fungsi seperti normatif,peramalan tren pendidikan, penyedia platform untuk dialog, jaminan kualitas, perencanaan pendidikan dan kebijakan, dan pengembangan kapasitas hulu, diakui dan lebih baik direncanakan pada tingkat negara untuk melengkapi para mitra terdekatnya, khususnya UNICEF, kemitraan global untuk pendidikan (GPE) dan Bank dunia. Kemitraan ini memperluas platform kerjasama pendidikan, membawa para pemangku kepentingan baru. Keanekaragaman pemangku kepentingan dan mitra akan menjadi aset penting bagi UNESCO karena bekerja untuk mencapai arah strategis yang diuraikan dalam strategi ini pada tahun 2021.

Rabu, 22 November 2017

SOAL-SOAL KIMIA KELAS XI

00.16 0 Comments








KOMPETENSI DASAR : HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI


  1. 1.      Dalam sistem periodik unsur, atom karbon memiliki no atom sebanyak....
    1. 2
    2. 4
    3. 6
    4. 8
    5. 10
    2.      Ketika api dinyalakan dalam lampu minyak , unsur karbon ditandai dengan adannya...
    1. Asap putih
    2. Nyala api yang terang
    3. Nyala api yang redup
    4. Jelaga
    5. Bau yang menyengat
    3.      Salah satu peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menunjukkan adanya unsur karbon adalah....
    1. Pelarutan gula dalam air
    2. Pembakaran gula
    3. Pemanasan minyak
    4. Pelarutan garam dalam air
    5. Pelarutan gula dalam air kelapa
    4.      Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen karena....
    1. Memiliki titik didih yang rendah
    2. Bereaksi lambat
    3. Terletak dalam golongan V A
    4. Memenuhi aturan duplet
    5. Memiliki 4 elektron terluar
    5.      Berdasarkan letak/ kedudukan atom karbon dalam rantai hidrokarbon, yang merupakan pengertian dari atom C sekunder adalah....
    1. Atom C yang mengikat 1 atom C yang lain
    2. Atom C yang mengikat 2 atom C yang lain
    3. Atom C yang mengikat 3 atom C yang lain
    4. Atom C yang mengikat 4 atom C yang lain
    5. Atom C yang mengikat 5 atom C yang lain
     
  2. 6. Proses pengolahan minyak bumi dengan cara memisahkan komponen zat cair berdasarkan perbedaan titik didihnya adalah....
    a.      blending
    b.      destilasi
    c.       crakcing
    d.      reforming
    e.      polimerisasi
    7.  Fraksi minyak bumi hasil destilasi bertingkat yang mempunyai titik didih paling rendah adalah....
    a.      bensin
    b.      aspal
    c.       LPG
    d.      solar
    e.      minyak tanah
    8.  Proses knocking atau ketukan pada mesin disebabkan oleh....
    a.      proses ausnya mesin karena pemakaian yang berlebihan
    b.      pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
    c.       pembakaran yang kelebihan bahan bakar sehingga tidak sempurna
    d.      pengapian kendaraan yang tidak baik sehingga tidak efisien
    e.      pembakaran bahan bakar yang tidak tepat waktu
    9.  Manfaat penghijauan di kota-kota antara lain karena tanaman....
    a.      menyerap limbah industri
    b.      menjaga keseimbangan komposisi udara
    c.       mengikat CO dari udara dan membebaskan O2
    d.      mengubah CO2 menjadi O2
    e.      mengikat gas nitrogen dan Pb dari udara
    10.Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur....
    a.      karbon dan hidrogen
    b.      karbon dan oksigen
    c.       karbon dan nitrogen
    d.      hidrogen dan oksigen 
    e. hidrogen dan nitrogen


    KOMPETENSI DASAR :  TERMOKIMIA
    1.      Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian kita disebut....
    1. lingkungan
    2. kalor
    3. sistem
    4. kalorimeter
    5. entalpi
    2.      Proses pengukuran kalor reaksi disebut....
    1. kalorimeter
    2. volumetri
    3. titimetri
    4. stoikiometri
    5. alkalimetri
    3.      Keadaan dimana sistem menyerap kalor dari lingkungannya merupakan reaksi....
    1. panas
    2. termokimia
    3. molekul
    4. eksoterm
    5. endoterm
    4.      Jika garam dapur dilarutkan dalam air maka suhu larutan akan turun, peristiwa tersebut merupakan contoh reaksi....
    1. endoterm
    2. eksoterm
    3. termokimia
    4. entalpi
    5. sublimasi
    5.      Salah satu sifat reaksi endoterm adalah....
    1. suhu campuran tetap
    2. suhu campuran turun
    3. suhu campuran naik
    4. suhu pereaksi tetap
    5. suhu pereaksi turun
    6.      Termos merupakan alat yang bekerja berdasarkan sistem....
    1. kesetimbangan
    2. campuran
    3. terbuka
    4. tertutup
    5. terisolasi
    7.      Diketahui reaksi :
    C(s)  +  O2(g)                CO2(g)     ∆H0f :  - 395,2 kj/mol
    Perubahan entalpi reaksi diatas termasuk ....
    1. pembakaran standart
    2. pembentukan standart
    3. penguraian standart
    4. normalisasi standart
    5. pelarutan standart
    8.      Perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya dalam keadaan standart, disebut...
    1. penguraian standart
    2. pembentukan standart
    3. pembakaran standart
    4. normalisasi standart
    5. pelarutan standart
    9.      Satuan dari perubahan entalpi standart ( ∆H0) adalah....
    1. Kj
    2. Kkal
    3. Joule
    4. kalori
    5. Kj/mol
    10.  Perubahan entalpi reaksi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir, tidak bergantung pada jalannya reaksi adalah bunyi dari hukum....
    1. lavoisier
    2. proust
    3. markovnikov
    4. hess
    5. dalton
    11.  Diketahui entalpi pembentukan standart (∆H0f) :
    C3H8(g) = - 104 kj/mol
    CO2(g)  = - 394 kj/mol
    H2O(g)  = - 286 kj/mol
    O2(g)     = 0  kj/mol
    Hitunglah harga ∆H reaksi :
    C3H8(g) + 5O2(g)          3 CO2(g)  +  4H2O(g)    !
    1. - 1144 Kj/mol
    2. - 1182 kj/mol
    3. -  2222 kj/mol
    4. -  2326 kj/mol
    5. -  2442 Kj/mol
    12.  Diketahui data entalpi reaksi :
    C(s)  +  ½ O2(g) ­             CO(g)         ∆H = - 111 kj
    CO(g) + ½ O2(g)                     CO2(g)       ∆H = - 284 kj
    Tentukan entalpi pembentukan CO2(g) menurut reaksi :
    C(s)  +  O2(g)              CO2(g)  !
    1. + 395 Kj/mol
    2. + 300 kj/mol
    3. -  395 kj/mol
    4. -  425 kj/mol  
    5. -  595 Kj/mol😊😊😊😍